Jumat, 10 November 2017

keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran



A.    Pengertian Membuka dan Menutup Pelajaran
Komponen pertama dalam mengajar adala keterampilan membuka dan menutup pelajaran. Strategi membuka dan menutup pelajaraan sebenarnya  merupakan gabungan antara dua macam keterampilan mengajar yang perlu dilatih dalam pengajaran micro.[1] Membuka pelajaran adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh pengajar dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokondusi bagi pesrta didik agar mental dan perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha itu akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar. Menutup pelajaran ialah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran dan kegiatan belajar mengajar[2].
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran merupakan keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai dan dilatihkan bagi calon pengajar agar dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif, efisien dan menarik. Keterampilan membuka pelajaran merupakan upaya pengajar dalam memberikan pengantar atau pengarahan mengenai materi yang akan dipelajari peserta didik sehingga peserta didik siap mental dan tertarik mengikutinya. Sedangkan keterampilan menutup pelajaran merupakan keterampilan  membantu peserta didik dalam menemukan konsep, prinsip, dalil, hukum atau prosedur dari inti pokok bahasan yang telah dipelajari.


B.     Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
1.      Keterampilan membuka pelajaran
Keterampilan  membuka pelajaran merupan kunci dari seluruh proses pembelajaran yang harus dilalui oleh seorang pengajar. Sebab jika seorang pengajar pada awal pelajaran tidak mampu menarik perhatian peserta didik, maka proses tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan baik. Kegiatan pembukaan pelajaran  tidak hanya dilakukan oleh para pengajar pada awal pelajaran saja, tetapi juga pada awal kegiatan inti pelajaran. Ini dapat dilakukan dengan cara mengemukakan tujuan yang akan  dicapai, menarik perhatian peserta didik, memberi acuan, dan membuat kaitan antara materi pembelajaran yang akan dikuasai oleh peserta didik dengan bahan yang akan diajarkan.[3]
Dalam usaha menarik perhatian dan memotivasi peserta didik, para pengajar hendaknya dapat menggunakan alat bantu seperti alat peraga, surat kabar, gambar-gambar, dan kemudian pengajar dapat menceritakan kejadian aktual, atau pengajar juga dapat memberi contoh atau perbandingan yang menarik. Tetapi, hendaknya diperhatikan semua cara itu harus relevan dengan isi dan indikator kompetensi hasil belajar yang akan dipelajari peserta didik. Dalam usaha mengaitkan antara pelajaran baru dengan materi yang sudah dikuasai peserta didik, para pengajar hendaknya mengadakan apersepsi. Apersepsi merupakan mata rantai penghubung antara pengetahuan siap siswa yang telah dimiliki oleh siswa untuk digunakan sebagai batu loncatan atau titik pangkal menjelaskan hal-hal baru atau materi baru yang akan dipelajari siswa.

Tujuan khusus membuka pelajaran dapat diperinci sebagai berikut :
a.       Timbulnya perhatian dan motivasi siswa untuk menghadapi tugas-tugas pembelajaran yang akan dikerjakan.
b.      Peserta didik mengetahui batas-batas tugas yang akan dikerjakan.
c.       Peserta didik mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatan-pendekatan yang mungkin diambil dalam mempelajari bagian-bagian dari mata pelajaran.
d.      Peserta didik mengetahui hubungan antara pengalaman yang telah dikuasai dengan hal-hal baru yang akan dipelajari atau yang belum dikenalnya.
e.       Peserta didik dapat menghubungkan fakta-fakta, keterampilan-keterampilan atau konsep-konsep yang trcantum dalam suatu peristiwa.
f.       Peserta didik dapat mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mempelajari pelajaran itu, sedangkan guru dapat mengetahui tingkat keberhasilan dalam mengajar.[4]

Komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi dua kategori  yaitu kategori yang berpengaruh pada proses asimilasi dan akomodasi ide, dan kategori yang berpengaruh pada motivasi peserta didik dalam belajar . Adapun Komponen- keterampilan membuka pelajaran meliputi :
1)      Membangkitkan Perhatian /minat peserta didik
Beberapa cara  yang digunakan oleh pengajar dalam membangkitkan perhatian dan minat peserta didik dalam mengikuti pelajaran:
a.       Variasi gaya mengajar pengajar misalnya dengan berdiri ditengah-tengah kemudian berjalan kebelakang atau kesamping dengan memilih kegiatan yang berbeda dari yang biasa dan intonasi serta ekspresi dalam mengajar sangat membantu dalam mengajar.
b.      Variasi dalam pola interaksi misalnya pengajar dalam pembelajaran berlangsung sering melakukan tanya jawab antara pengajar dan peserta didik serta para pengajar harus mampu mengumpan peserta didik agar kreatif dalam bertanya sehingga tercipta diskusi kecil antara pengajar dan peserta didik.
2)      Menimbulkan motivasi
Motivasi peserta didik dalam proses belajar mengajar selalu berubah-rubah yang disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal seperti cara mengajar yang menjenuhkan dan lain-lain. Beberapa cara untuk menimbulkan motivasi siswa antara lain :
a.       Bersemangat dan antusias artinya pengajar harus terlihat semangat dalam mengajar, pengajar mampu mengkondisikan suatu masalah dengan profesinya, para pengajar harus terlihat cerah ,ramah, berwibawa serta jelas dalam mengucap intonasi kata dalam mengajar.
b.      Menimbulkan rasa ingin tahu misalnya pengajar dalam pembelajaran berlangsung guru sering  menceritakan peristiwa yang aktual yang menimbulkan suatu pertanyaan atau dengan cara menunjukkan suatu model atau gambar yang dapat merangsang peserta didik untuk bertanya.
c.       Mengemukakan ide yang tampaknya bertentangan misalnya pengajar mengajukan masalah sebagai berikut setiap peserta didik memiliki sebuah cita-cita tetapi mengapa parra peserta didik masih cenderung malas dalam berusaha ?, setiap peserta didik itu memiliki suatu keinginan untuk bekajar tetapi mengapa masih malas untuk belajar ?, dan mengapa kadang setiap peserta didik yang belajar juga masih belum tentu bisa dengan apa yang dipelajari,  nah... mengapa itu?
d.      Memperhatikan dan menfaatkan hal-hal yang menjadi perhatian setiap peserta didik  misalanya dalam memulai atau dalam pelajaan berlangsung guru sering kali membicarakan suatu peristiwa yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan oleh masyarakat , baik itu sebuah peristiwa atau pun mode, sehingga dalam hal ini guru dituntut dalam mengikuti suatu perkembangan baik dari TV, internet, surat kabar, majalah dan sebagainya.

3)      Memberi acuan atau struktur artinya guru dalam memulai pelajaran hendaknya mengemukakan secara singkat kompetensi dasar, hal-hal yang diperlukan dalam pembelajaranya, dan cara-cara yang akan ditempuh dalam pembelajaran materi. Agar setiap peserta didik memiliki suatu gambaran yang jelas mengenai apa yang akan dipelajari. memberikan acuan atau struktur yang dapat dilakukan oleh guru antara lain:
a.       Mengemukakan kompetensi dasar, indikator belajar, dan batas-batas tugas.
b.      Memberi petunjuk atau saran tentang langkah-langkah kegiatan.
c.       Mengajukan pertanyaan pengarahan

4)      Menunjukkan kaitan yaitu sebelum memulai proses belajar berlangsung guru terlebih dahulu menjelaskan sebuah materi danpara pengajar pun harus mampu mengkaikan suatu materi yang dipelajari dengan suatu hal yyang di pelajari dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa cara yang dilakukan para pengajar dalam menunjukkan kaitan sebagai berikut :
a.       Mencari batu loncatan artinya pengajar harus mampu membuat peserta didik untuk mengkaitkan antara materi yang dipelajarinya dengan kehidupan sehari-harinya.contohnya guru akan menerangkan tentang peluang dalam perhitungan maka ia perlu memikirkan kapan dan untuk apa materi peluang diajarkan serta kapan ilmu itu akan diterapkan oleh peserta didik.
b.      Mengusahakan kesinambungan artinya seorang pengajar saat ingin melanjutkan materi selanjutnya pengajar perlu mengadakan sebuah meninjauan kembali tentang materi yang sudah di pelajari untuk membuat kaitan antara materi yang sudah dipelajari dengan maateri yang akan dipelajari contohnya mengetahui kemampuan peserta didik tentang penjumlahan sebagai syarat untuk membahas perkalian.
c.       Membandingkan atau mempertentangkan yang artinya pengajar membandingkan atau mempertentangkan antara pengetahuan lama dengan pengetahuan baru, misalnya dalam pelajaran yang lalu perhitungan peluang yang digunakan dengan kehidupan sehari-hari dengan perhitungan peluang yang tidak digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

2.      Menutup Pelajaran
Kegiatan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan pengajar untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Usaha menutup pelajaran tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari peseta didik, mengetahui tingkat pencapaian peseta didik dan tingkat keberhasilan pengajar dalam proses belajar mengajar. Usaha-usaha yang dapat dilakukan pengajar antara lain adalah merangkum kembali atau menugaskan peseta didik membuat ringkasan dan mengadakan evaluasi tentang materi pelajaran yang baru diberikan. Seperti halnya kegiatan membuka pelajaran, kegiatan menutup pelajaran ini harus dilakukan pengajar tidak saja pada akhir jam pelajaran tetapi juga pada akhir setiap penggal kegiatan dari inti pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu. Seperti halnya kegiatan membuka pelajaran, kegiatan menutup pelajaran juga tidak mencakup urut-urutan kegiatan rutin seperti memberi tugas dirumah, tetapi kegiatan yang ada kegiatan langsung dengan penyampaian materi pelajaran.
 





[1] Drs. Zainal Asril, Micro Teaching Disertai dengan Pedoman Pengalaman Lapangan ( Jakarta Rajawali Pers., 2012), cet. Ke empat, hal. 69

[2] Abdul majid, M.Pd, Strategi Pembelajaran, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010), cet. Pertama, hal. 65
[3] Drs. Zainal Asril, Micro Teaching Disertai dengan Pedoman Pengalaman Lapangan ( Jakarta Rajawali Pers., 2012), cet. Ke empat,hal. 70
[4] Hasibuan, dkk. Proses Belajar Mengajar Keterampilan Pengajaran (Jakarta : Bumi Aksara, 1991) , cet. 3, hal.120

Tidak ada komentar:

Posting Komentar